Cerminan skenario Man Jadda wa jada
Thursday, 15 March 2012
Edit
Malam yang indah dimana tidak ada seorang pum dirumah, kala itu kedua orang tua sedang menengok adiku tersayang di pondok .Bersama kakak yang masih bujang, kami berkelana menuju Jatos (Jatinangor Square),tempat itu pun baru diketahui setelah bergaul dengan anak kuliahan UIN.Mereka biasanya shopping,smoothing dan hanya walking disana.Berbeda dengan anak UPI ataupun ITB jarang sekali berkeliling disana karena mereka menganggap Jatos itu terpelosok.Kedua kampus itu lebih memilih BIP (Bandung Indah Plaza) alasannya karena tempat itu lebih dekat dengan tempat tinggal mereka.
Kakak ku memiliki teori tersendiri : kalau menginginkan wanita cantik banyaknya di BIP.Tapi karena belum pernah mengunjungi jatos kita akhirnya memutuskan untuk pergi ke 21 yang ada di jatos.Sampai di 21 kita temui film yang sedang favorit judulnya "Man Jadda Wa Jadda".Kandungan film itu sangat menginspirasi
hingga teringat 5 ust gontor yang pernah mengabdi di pondok selama 1 tahun, mereka memiliki karakter yang unik :
Ust Hilman : mahir english, berdiri tegap dan mengagumkan (Kolerik)
Ust Anam : Jago Bela diri , sekilas mirip ukir bakam voldemort (Meankolis)
Ust Agih : Jalan cepat dan tegak, Berbicara lancar,jelas dan cepat. Super sonic tampan dan menawan (melankolis)
Ust Azm : pintar kalighrafi juga seni melukis, sekilas mirip dengan zainul. (Sanguin)
Ust Siroj : Jalan mapan dan paling tinggi dari kelima ust (Plegmatif)
Terlepas dari yang diatas, ternyata setelah menonton man jadda wajada.Ada beberapa kemiripan skenario yang dibuat selama 3 tahun menjadi anak intensive ,antaranya :
- Masuk ke pondok rambut masih panjang, setelah diterima di intensive harus dicepak dan faktanya hal itu lebih mendewasakan penampilan.
- Bertemu dengan watak anak berbeda adat tiap daerah.
- menginjak kelas 2 intensive ada keraguan untuk melanjutkan, setelah masuk ke suatu kegiatan.Lantas sulit untuk meninggalkan pondok.
- Semua di rajai oleh Jatos
- Teman menguatkan untuk tetap memondok
Harapan saya ketika seorang Alif bekerja di Amerika ,semoga taqdir berikutnya ada kemiripan dengannya.
" BUKAN YANG TAJAM YANG MAMPU SUKSES MELAINKAN SUNGGUH-SUNGGUHLAH YANG SANGGUNG UNTUK SUKSES"
Related Posts